,

KUMPULAN CERITA 50 TAHUN BERKARYA

Ketong Bersama – Kali ini saya ingin mereview buku karya Marga T. Header diatas adalah gambar sebagian cover bukunya. Jika dilihat dari cover bukunya memang tidak begitu menarik. Tapi coba baca sinopsis di belakangnya. Sederhana, ringan dan ada “rasa” disitu. Rasa yang saya maksudkan disini adalah seolah saya sedang mendengarkan si penulis sedang menceritakan hal yang menarik. Terasa jadi tidak sabar untuk segera membacanya. Itulah kesan pertama ketika saya membaca sinopsisnya. Ijinkan saya untuk melampirkan sebagian sinopsisnya.

“saya tidak ingat kapan pertama kali menulis (dengan judul kamar 27). Kebetulan saya ketemu klipingnya, ternyata…wow!.. sudah setengah abad. Tekad mengarang ini tumbuh berkat kebiasaan membaca. Buku-buku perpustakaan sekolah merupakan pupuk bagi calon-calon penulis. Karena itu saya menunjang visi Yayasan Nusa Membaca yang pasti akan menelurkan penulis-penulis di masa depan”.

Selanjutnya mengenai tulisan pada cover bukunya, Sine Qua Non. Itu adalah bahasa latin yang sering dipakai di kedokteran yang berarti syarat mutlak untuk mencapai tujuan. Kata ini juga ada di sinopsisnya.Lalu apa hubungannya antara tekad mengarang yang tumbuh dengan syarat mutlak untuk mencapai tujuan ? Hubungannya terletak pada sebuah tulisan kecil dibawah sinopsis yang ditulis menggunakan huruf miring,

seluruh royalti ini akan disumbangkan kepada Yayasan Nusa Membaca“.

Menurut persepsi saya jika lampiran sinopsis saya gabungkan dengan Sine Qua Non dan tulisan miring dibawah sinopsis maka hubungannya adalah Marga T ingin menyampaikan pesan kepada pembaca yang adalah calon penulis bahwa syarat mutlak untuk mencapai tujuan menjadi seorang penulis adalah memiliki kebiasaan membaca.

Marga T adalah seorang dokter yang juga punya hobi menulis. Luar biasa. Saya baru tahu ketika membaca buku ini. Dalam bukunya ada kisah fiksi dan nonfiksi dengan dua versi yaitu versi bahasa indonesia dan bahasa inggris. Saya baru selesai membaca buku ini selama kurang lebih sebulan karena baru sampai di cerita ketiga buku ini sudah diambil kakak saya. Dan baru dikembalikan 3 hari yang lalu. 

Buku ini saya ikut sertakan untuk menemani sambil menunggu dosen pembimbing saya. Gara-gara membaca buku ini saya dibilang mau jadi jurnalis oleh teman saya. Memangnya hanya jurnalis yang harus membaca, kata saya dalam hati sembari tersenyum meladeni pernyataan teman saya. Lalu saya lanjut membaca lagi sampai selesai.

Yang menarik bagi saya soal kumpulan cerita karya Marga T ini adalah meskipun ceritanya ditulis sejak tahun 1964 tapi bahasa tulisannya sudah bisa memberikan kesan dan pesan dengan tepat. Karena tidak semua tulisan lama bisa dengan mudah menyampaikan pesan dan kesan dengan tepat (dikarenakan bahasa tulisan dan alur ceritanya). Ada 17 cerita didalam buku karya Marga T yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu, bagian pertama yang merupakan cuplikan masa perantauan, bagian kedua adalah kenangan dari mereka yang telah berlalu dan bagian ketiga adalah versi bahasa inggris dari bagian kedua.

Awal cerita dimulai dari kamar 27 membuat saya merasa sedih.

“Tujuh tahun memang bukan waktu yang singkat. Tetapi tetap kurasakan sakit hatiku ketika aku harus memilih antara semi-arts-ku dan kebahagiaan rumah tanggaku, antara kesosialan dan egosentris. Aku memang menang tapi juga kalah. Kalah habis-habisan. Masih jelas terbayang dalam ingatanku pada saat anakku lahir, semua pihak membujuk aku supaya mencurahkan perhatian pada rumah tangga tapi aku bersikeras hendak menghabiskan dulu satu tahunku di kedokteran. 
Semua orang marah dan mengutuk aku. Anakku dirampas mertuaku dan suamiku memusuhi keluargaku. Tujuh tahun bukanlah waktu yang cukup untuk melupakan seseorang bila kita sungguh-sungguh mencintai dia. Aku yakin akan diriku dan aku tahu aku telah menemukan kembali semuanya yang terampas daripadaku”.

Itu ada cuplikan dari kisah kamar 27 yang adalah moment yang paling menyentuh bagi saya secara pribadi dibandingkan dengan kisah di cerita pada bab-bab selanjutnya. Sebagai orang yang tidak terlalu suka membaca novel saya cukup menikmati semua kisah yang ada di dalam buku ini. 

So, buku ini recommended buat yang lagi butuh bahan bacaan. Ataupun sekedar mengisi kesenjangan waktu saat bekerja. Kenapa ? karena 17 cerita dalam buku ini bisa jadi salah satu ceritanya menggambarkan kisah masa lalu atau masa sekarang kamu. Dan yang lebih pentingnya lagi adalah “kepekaan” yang disajikan lewat kisah dalam cerita ini mengajarkan saya untuk lebih “peka” terhadap lingkungan disekitar saya.

Dan sekali lagi jika teman-teman ingin meminjam buku ini bisa tinggalkan komentar dibawah 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You cannot copy content of this page