,

KELUARGA BARU

Ketong Bersama – Sebenarnya tulisan ini ingin sekali saya bagikan kepada teman-teman saat tahun baru sebagai sebuah kisah yang diharapkan mampu memberikan inspirasi selain sebagai bentuk apresiasi kepada diri saya dan juga keluarga baru saya. Awal cerita saya mendaftar English Language Training Assistance (ELTA) untuk membantu saya mewujudkan mimpi agar bisa melanjutkan pendidikan saya. 

Secara pribadi tidak ada ekspetasi apapun mengenai ELTA. Satu hal yang saya ingat adalah saya ingin belajar bahasa inggris sehingga bisa melanjutkan pendidikan saya.  Pertanyaan yang mungkin teman-teman tanyakan adalah kenapa saya tidak menulis tulisan ini dalam bahasa inggris padahal saya adalah alumni ELTA? Jawabannya karena saya ingin bacaan ini boleh sampai ke tujuan dengan selamat alias tepat sasaran. Kepada bukan cuma remaja di NTT tapi juga kepada siapa saja yang berkeinginan untuk mengejar mimpinya. Selanjutnya apa sih kaitan antara keluarga baru, ELTA dan mimpi? Saya akan menjawabnya dengan melanjutkan cerita saya. ELTA memiliki 3 tahapan tes.

Yang pertama tes berkas, kedua tes tulis (reading dan writting) dan tes ketiga yaitu speaking. Ketika saya pada akhirnya lulus dan mengikuti tes wawancara, saya sangat gugup. Usaha untuk menenangkan diri ternyata tidak berjalan dengan mulus saat wawancara dimana ketika pewawancara menanyakan berapa jumlah anggota keluarga saya, mendadak saya lupa total anggota keluarga lalu menghitung menggunakan jari tangan saya. Saat wawancara ada 3 orang di dalam ruangan, satu pewawancara menanyakan dalam bahasa inggris dan satunya menggunakan bahasa indonesia serta yang satunya mengamati jalannya wawancara.

Selesai wawancara saya teringat pada kejadian dimana saya tiba-tiba melupakan jumlah anggota keluarga yang kemudian membuat saya berasumsi bahwa saya tidak lulus ELTA. Ternyata asumsi saya salah, saya kemudian lolos ELTA dan mengikuti ELTA selama 3 bulan, mulai dari bulan Oktober sampai Desember 2019. Saya termasuk beruntung karena wisuda di bulan Februari 2019, mendapat beasiswa belajar bahasa inggris dasar di Jogja selama bulan Februari – April 2019, diberi kesempatan belajar dan berbagi melalui project teman-teman di komunitas tenggara dan komunitas film Kupang  pada rentang waktu bulan Mei – September 2019 hingga kemudian menjadi bagian dari ELTA angkatan X.

Di ELTA terbagi menjadi dua kelas, kelas perth dan kelas canberra. Peserta ELTA bervariasi, ada yang pekerja dan sudah menikah, ada yang baru lulus dan belum bekerja dan ada yang sudah bekerja tapi belum menikah. Saya termasuk dalam kelas Canberra yang baru lulus, belum bekerja dan belum menikah, hehehe. Minggu pertama kelas ELTA dimulai saya merasa layaknya mengikuti perkuliahan tapi dengan perasaan yang sedikit berbeda. Dimana saya tidak hanya belajar soal bahasa inggris, tapi belajar untuk berani mengeluarkan pendapat tanpa rasa takut salah ataupun dicela apalagi diolok-olok serta menghargai setiap jawaban orang lain yang mana berbeda dengan sistem pendidikan yang saya jalani sebelum-sebelumnya.

Minggu kedua hingga minggu terakhir belajar, saya sangat menyukai suasana kelas termasuk setiap pelajaran yang diberikan. Saya belajar mengenai budaya, metode dan cara pikir orang-orang di negara maju serta pelajaran hidup dari pengalaman teman-teman dikelas dalam menghadapi situasi dan kondisi baik ekonomi, budaya, kesehatan maupun pendidikan di tempat tinggal mereka. Pengetahuan yang kompleks ini kemudian diajarkan dalam bahasa inggris melalui game-game menarik dengan tutor yang luar biasa menariknya. Lebih menariknya, tutor layaknya teman bermain di dalam kelas serta semua partisipan di kelas tak berjarak, tak memandang soal pangkat.

3 bulan terasa begitu cepat dan tak terlupakan. Namun, semua tidak berjalan indah layaknya drama korea sebab ELTA memiliki jam belajar selama kurang lebih 9 jam setiap hari serta academic word list per harinya sebanyak 10 kata serta beberapa tugas kecil dari tutor entah itu writtinglistening, reading atau speaking dan tugas mandiri. Semuanya ini sudah dijadwalkan atau lebih kerennya, timelinenya sudah dibuatkan dan ditempel di kelas. Dari sinilah kemudian saya belajar fokus dalam mengatur waktu, prioritas dan disiplin.

Hal ini lalu menjadi pelajaran penting bagi saya untuk berani berhenti dalam pergaulan yang tidak terlalu perlu seperti jalan-jalan ataupun nongkrong yang tidak berfaedah termasuk menggunakan handphone mulai dibatasi hanya untuk komunikasi. Selanjutnya dalam 3 kali mock test (tes yang diadakan setiap satu bulan) saya  belum mencapai target alias below target atau tidak lulus. Namun dari tiga kali percobaan tersebut saya belajar.

Mock test pertama saya belajar untuk meningkatkan kemampuan saya pada kemampuan berbicara dalam bahasa inggris sebab saya terbilang lambat ketika speaking. Setiap malam sebelum tidur saya wajib menjawab list pertanyaan dalam bahasa inggris dengan cepat dan tepat. Mock test kedua saya belajar menerapkan metode reading versi saya. Ini saya lakukan pada saat self study. Mock test ketiga kemudian menjadi pelajaran yang paling berharga yang saya dapatkan dari Miss Ana yaitu berterima kasih kepada diri sendiri karena telah berusaha dengan keras. 

Hal ini lalu menjadi kewajiban bagi diri saya untuk berterima kasih pada diri sendiri setiap hari. Miss Ana bilang ke saya kalo setiap hari kamu berterima kasih kepada Tuhan lewat doa dan tindakan kamu, lalu apakah kamu juga melakukan itu kepada diri kamu sendiri? Sontak saya menyadari saya jarang bahkan saya pikir saya tidak pernah melakukannya selama ini.

Lalu apakah dengan berterima kasih dengan diri sendiri mampu memberikan setidaknya perubahan dalam hidup saya? jawabanya, Ya. Kamu bisa mencobanya sendiri setiap malam  dengan menyelipkan ucapan terima kasih dalam doa sebelum tidur dan merasakan sendiri perubahannya. Lalu apakah kaitan antara keluarga baru, ELTA dan mimpi? Kaitannya, keluarga baru ini dibentuk bersama ELTA dan dari ELTA saya tidak hanya sekedar belajar bahasa inggris tapi juga belajar tentang kehidupan dari berbagai sudut pandang dengan metode belajar yang menyenangkan yang membuat saya tidak ragu untuk mewujudkan mimpi saya.

Terima kasih yang tulus saya ucapkan kepada keluarga baru saya ELTA X, para trainers dan Miss Ana.

Pesan saya untuk teman-teman semua, tak ada yang membatasi kita dalam mencapai apa yang kita impikan selain diri kita sendiri. Ketika kita menerima perkataan dan situasi kita sebagai sesuatu yang tidak mungkin maka itu akan menjadi tidak mungkin begitupun sebaliknya.

*Jika teman-teman ingin mengetahui apa itu ELTA bisa klik dibawah ini

disini

You cannot copy content of this page