,

MASA LALU BUKAN SEKEDAR SEJARAH

Ketong Bersama – Buat apa belajar masa lalu kalo hidup baik masa kini mampu menentukan hidup baik di masa depan?

Itu adalah pertanyaan sekaligus penegasan tersirat yang sering saya ungkapkan ketika ada yang menyuguhkan cerita masa lalu kepada saya dan meminta saya untuk belajar mengenai masa lalu. Saya tahu persis pelajaran masa lalu bisa jadi pijakan tepat untuk melangkah di jalan yang tepat di masa kini namun saya punya pendapat bahwa masa lalu tidak selamanya tepat untuk dijalankan di masa kini karena kejadian yang sama tak selalu berarti tepat di waktu dan lingkungan yang berbeda.

Pernyatan yang kokoh serupa benteng perlindungan diri sudah saya buat terkait pelajaran masa lalu. Saya menjunjung tinggi kehidupan masa depan dengan fokus hidup di masa kini sampai suatu ketika saya terlibat dalam sebuah kegiatan relawan merekam arsip publik yang diinisiasi oleh Skolmus (Sekolah Multimedia Untuk Semua).

Tujuan awalnya mengisi waktu luang dan mengisi jawaban dari pertanyaan saya di waktu sekolah dasar, kenapa hanya belajar soal sejarah kemerdekaan Indonesia dan pahlawan nasional tapi tidak belajar mengenai sejarah Kota Kupang?.

Saya lalu mendaftar menjadi Tim Arsip Merekam Kota pada tanggal 6 Januari 2020 dan terpilih menjadi salah satu Tim Arsip untuk melaksanakan tugas pengarsipan pada awal Februari 2020. Saya ditugaskan untuk mengumpulkan arsip dari lembaga pemerintahan dan media di Kota Kupang. Arsipnya foto, audio maupun video dengan rentang waktu 1890-1999.  

Satu kata yang menggambarkan perjalanan mencari arsip dari kedua lembaga tersebut adalah sandiwara. Yah, terlalu banyak sandiwara yang saya alami bahkan sebelum saya menyentuh arsip yang disimpan. Ternyata pengurusan surat ijin tidak semulus jalan El Tari. Selanjutnya ketika surat sudah sampai ke tujuan, arsipnya minim narasi informasi terkait kota kupang.

Apakah ini yang dirasakan orang yang melakukan pendekatan tapi incarannya tidak memiliki deep feeling yang sama ? atau inikah rasanya di berikan harapan palsu ? Sakit. Ada sebuah kisah dimana saya dipindahkan dari satu divisi ke divisi yang lain (kurang lebih 3 divisi) hanya karena mereka tidak memiliki arsip. Katanya setiap 5 tahun dihanguskan arsip-arsipnya. Ada juga yang menunjukkan bukti bahwa arsipnya ada dan disimpan namun tidak memiliki alat untuk menampilkannya. Lalu apakah arsip tersebut disimpan hanya untuk jadi bukti kosong?.

Singkat cerita foto,surat,label serta dokumen tentang Kota Kupang berhasil terkumpul. Total yang terkumpul kurang lebih 1500 arsip. Terima kasih kepada keluarga-keluarga yang turut berkontribusi memberikan arsip, lembaga pemerintah dan media serta yang telah bersedia diwawancarai sehingga Tim Arsip mampu mengumpulkan kepingan-kepingan Kota Kupang di masa dulu. Terima kasih juga kepada Skolmus karena sudah menjadi wadah informasi bagi anak muda Kota Kupang.  

Kami sempat ambil jeda ketika pandemi Covid 19 yang membuat 2 teman kami tidak melanjutkan penulisan narasi tapi tidak menghentikan kami bertiga untuk menulis narasi bersama Skolmus dengan bantuan sejarawan Kota Kupang. Tekad yang sama membuat kami tak patah semangat. “Hari ini akan jadi arsip”, jadi salah satu candaan yang mengambarkan suasana penulisan narasi kala itu.

Ketika pengerjaan narasi saya juga mendapatkan jawaban dari pertanyaan, kenapa hanya belajar soal sejarah kemerdekaan Indonesia dan pahlawan nasional tapi tidak belajar mengenai sejarah Kota Kupang?. Tidak bisa dipungkiri sumber informasi tercatat mengenai Sejarah Kota Kupang minim. Silahkan teman-teman cari di Google untuk mengisi rasa penasarannya. Selain itu mungkin kurikulum pendidikan percaya bahwa sejarah Bangsa Indonesia hanya untuk Ibukota.

Saatnya teman-teman menikmati pameran Merekam Kota yang dibuka tanggal 17-31 Oktober 2020 dari jam 4 sore sampai 7 malam. Info selengkapnya mengenai pameran bisa teman-teman cek di instagram @memoriruangimajinasi. Lihat bagaimana Kota Kupang bertumbuh lalu mencoba merefleksikannya dengan keadaan saat ini dan berpikir akan seperti apa Kota Kupang dimasa depan.

Semoga apa yang kami kumpulkan mengenai sejarah Kota Kupang bisa menjadi sebuah pelajaran berharga bagi kita semua terutama untuk generasi-generasi baru. Pun tidak luput untuk kita agar lebih menghargai aset-aset sejarah seperti Pabrik Es Minerva yang merupakan Pabrik Es pertama di Kota Kupang dimana Pameran Merekam Kota berlangsung dan tempat-tempat bersejarah lainnya.

Saya ingin menutup tulisan ini dengan jawaban yang saya temukan selama mengumpulkan arsip dan bertemu dengan orang-orang terkait dari pertanyaan saya di awal , buat apa belajar masa lalu kalo hidup baik masa kini mampu menentukan hidup baik di masa depan? Masa lalu jika dipahami dengan baik akan ditemukan pola/trend yang membentuk masa kini. Masa lalu selalu menjadi kenangan yang selain bisa dinikmati (pasti) mampu dijadikan ‘aset’ berharga jika tahu bagaimana mengelolanya.

 

Bila masalalu diberi penghargaan yang bukan sekedar diberi nama sejarah maka masa kini pastilah sebuah harapan. Harapan tak selalu berarti menjadi lebih baik tapi setidaknya ada pelajaran yang diperoleh. Selain itu harapan berarti kesempatan untuk hidup. Jadi hiduplah!
Sumber foto:  Tim Arsip Merekam Kota 2021

You cannot copy content of this page