Ketong Bersama – Kita mampu memprediksi perilaku seseorang dengan melihat bagaimana orang-orang menggunakan media sosial. Misalkan, melalui analisis pembaharuan Facebook menunjukkan bahwa orang-orang dengan ekstraversi tinggi (sikap atau tipe kepribadian seseorang yang minatnya lebih mengarah ke alam luar dan fenomena sosial daripada terhadap dirinya dan pengalamannya sendiri) cenderung mengekspresikan emosi positif, sedangkan mereka yang memiliki kecenderungan neurotik (suatu jenis gangguan mental yang paling ringan (Yudono, 1985) dimana individu sadar kalau bermasalah namun tidak tahu bagaimana mengatasinya) lebih cenderung menulis tentang kesepian dan depresi*.
Terkait dengan penggunaan media sosial ada rasa khawatir akan efek negatif terhadap kesehatan mental terutama bagi anak muda**. Hal ini dikarenakan kejadian cyberbullying, sexting dan viktimisasi (proses dimana seseorang menjadi korban tindak kejahatan) telah meningkat. Kebanyakan orang-orang menampilkan gambaran kehidupan yang sempurna, menyembunyikan perjuangan nyata yang mungkin mereka alami. Meski memiliki ribuan “teman”, beberapa orang masih merasa benar-benar sendirian***.
Media sosial telah memiliki potensi untuk membaca perilaku pengguna media sosial, salah satunya Facebok yang telah mampu mendeteksi tanda-tanda gangguan jiwa melalui penerapan program pengawasan bunuh diri****.
Lalu, apakah ada cara untuk mengetahui apakah penggunaan media sosial seseorang itu sehat atau mencerminkan kondisi kesehatan mental seseorang?
Melalui penelitian mahasiswa PhD Liz Seabrook dan Dr Nikki Rickard yang melakukan tinjauan sistematis terhadap 70 penelitian berbeda lalu menghubungkan penggunaan media sosial dengan depresi, kecemasan, dan kesejahteraan mental. Ternyata, media sosial tidak semuanya baik, juga tidak semuanya buruk. Hal ini lebih mengarah kepada bagaimana seseorang menggunakan media sosial.
Berikut adalah beberapa aspek yang perlu diperhatikan sebagai pengguna media sosial :
- Isi Konten
Salah satu hal utama yang membedakan pengguna dengan kesejahteraan tinggi versus mereka yang mengalami depresi atau kecemasan adalah apa yang mereka tulis dan bagaimana mereka menulisnya.Orang dengan depresi menggunakan lebih banyak bahasa negatif, merenungkan hal-hal yang salah, atau mengeluh tentang kehidupan atau orang lain. Mereka memposting pikiran dan emosi marah.
Setelah menulis sebuah postingan, luangkan waktu sejenak untuk membacanya. Bagaimana isinya? Pertimbangkan cara Anda dapat fokus pada beberapa hal baik yang terjadi dalam hidup Anda, bukan hanya hal negatif.
- Kualitas
Setelah mengobrol dengan seorang teman, terkadang saya merasa sangat senang dengan percakapan tersebut. Tapi di waktu lain saya merasa tidak senang atau biasa saja. Hal ini memiliki kaitan dengan kualitas interaksi di media sosial.Depresi berhubungan dengan interaksi negatif dengan orang lain, bersikap lebih kritis, merendahkan orang lain atau merasa dikritik oleh orang lain, dan permusuhan.
Sebaliknya, dengan mendukung dan mendorong orang lain dan merasa didukung oleh mereka, itu dapat membantu seseorang merasa lebih baik.
- Waktu Online
Penelitian menemukan bahwa orang dewasa muda (20-30 thn) yang menghabiskan lebih dari 300 menit (lima jam) sehari di media sosial hampir tiga kali lebih mungkin menderita depresi daripada mereka yang menghabiskan kurang dari 120 menit (dua jam) online setiap hari*****. Menariknya, belum ada penelitian terkait menghabiskan lebih banyak waktu di media sosial adalah hal yang baik.Seberapa banyak waktu yang dihabiskan ketika menggunakan media sosial adalah sesuatu yang harus diperhatikan karena orang-orang menghabiskan lebih banyak waktu untuk terhubung ke perangkat mereka. Banyak anak muda memiliki ketakutan akan kehilangan (FOMO)******.
Padahal ada banyak bukti bahwa menyederhanakan hidup, termasuk menghabiskan waktu offline, memiliki manfaat kesehatan dan kesejahteraan*******.
Jika Anda merasa khawatir tentang berapa banyak waktu yang berlalu saat Anda online, pertimbangkan untuk menjauh dari media sosial selama beberapa hari dan rasakan perbedaannya.
- Perbandingan sosial
Media sosial memberikan kesempatan untuk membandingkan diri kita dengan orang lain, baik atau buruk.Media sosial dapat menyediakan kelompok pendukung yang dapat membantu memacu seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Misalnya, tantangan menggunakan media sosial untuk mendorong seseorang mencari hal-hal baik tentang diri mereka sendiri dan rekan kerja mereka, yang menghasilkan tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi********.
Tetapi apabila Anda membandingkan diri dengan orang lain maka ini bisa sangat merusak. Individu yang depresi lebih cenderung melihat orang lain lebih baik daripada mereka. Iri hati memainkan peran yang sangat merusak.
Jika Anda merasa iri dengan teman dan orang lain di media sosial Anda, mungkin ini saat yang tepat untuk memutuskan hubungan dengan media sosial dan mencari sumber lain untuk membangun diri Anda.
- Motivasi
Mengapa orang-orang menggunakan media sosial? Ada orang-orang yang menggunakan media sosial untuk terhubung dengan teman-teman mereka dan bagi mereka hal itu berkontribusi pada kesejahteraan mereka.Akan tetapi, mereka yang depresi mencari dukungan sosial di media sosial. Jika seseorang merasa kesepian dan mencoba mengisi kekosongan melalui media sosial hanya akan memperburuk keadaannya.
Watch yourself!
Media sosial adalah media yang menawarkan cara yang bagus untuk terhubung dengan orang lain, tetapi juga dapat memperburuk kecemasan sosial yang ada di dunia offline.
Jadi, bagaimana cara terbaik seseorang menggunakan media sosial? Luangkan waktu beberapa menit untuk memikirkan apa yang Anda, teman atau keluarga rasakan ketika menggunakan media sosial? Apakah menggunakan media sosial memberikan dampak yang positif bagi hidup Anda? atau apakah dengan menggunakan media sosial Anda merasa kecanduan lalu menghabiskan waktu dan energi yang sebenarnya dapat Anda gunakan untuk aktifitas lain?
Dengan memperhatikan kebiasaan menggunakan media sosial akan membantu Anda memilih cara – dan mendorong orang lain – untuk menggunakannya dengan cara yang membuat Anda dan orang-orang yang menggunakan media sosial disekitar Anda tetap sehat.
References:
*https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/24322010/
**https://publications.aap.org/pediatrics/article/127/4/800/65133/The-Impact-of-Social-Media-on-Children-Adolescents
***https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0747563216302552
****https://www.facebook.com/help/contact/305410456169423
*****https://www.studyfinds.org/young-adults-five-hours-social-media-depression/
******https://theconversation.com/young-peoples-fear-of-missing-out-may-be-fuelling-feelings-of-social-disconnection-during-covid-19-169126
*******https://www.youtube.com/watch?v=3gEZSD-2RIk
********https://www.huffpost.com/entry/are-you-up-to-the-strengths-challenge_b_9096378
Leave a Reply