Ini puisi khusus dituliskan padanya yang sibuk
Merangkul lukanya tanpa menyebar derita
Ber Tuhan dengan tindakan dan ucapan tapi tidak dengan sorot matanya
Sering diam tak peduli, lebih terlihat banyak buruknya
Tentu saja bagi yang melihatnya dari satu arah
Ia sangat jauh dari kebaikan yang terlihat
Tapi ketulusannya bisa dirasakan ketika terlibat
Tawanya mulai jarang, sarkasnya semakin sering
Tak bermaksud menghina, kritiknya jadi asing
Sebab banyak kepala kosong yang menanggapi
Sia sia makna yang dilontarkan pada kaum miskin edukasi
Yang begitu mahir pada literasi tren konten velocity
Ia hanya tersenyum sinis sambil baca puisi ini
Yah, puisi ini untuk dia yang memahami
Bahwa Cahaya tak perlu terang untuk bersemi
Tetaplah bersinar, teruslah berkilau tanpa perlu validasi
Leave a Reply